Sayu...
Kadang aku ingin menyapamu
setiap pagi
Meringankan bebanmu di malam
hari
Atau sekedar menyapa senyummu
saat kau menyuapkan sesendok nasi di siang hari
Kadang ingin aku melompati
waktu untuk meminangmu dalam kedamaian
Membagikan kisah dunia pada
separuh waktu hidupmu
Mengejutkanmu dengan hadiah
romantis setiap petang menuju malammu
Kadang pula aku ingin tiupkan
kesederhaan cinta
Yang mengkuhkan kesombongan
hati yang membatu diantara khayalmu
Kesombongan yang sepertinya bisa
menghancurkanmu sendiri
Karena semua itu aku hanya
menginginkan kebenarannya
Tanpa ingin menginginkan
manisnya
Hanya senyum pagimu yang aku
incar
Hany seongok kisahmu di waktu
menjelang tidur
Seperti dongeng Rapunzel atau
bergetar layaknya Sinbad
Sayu...
Apakah pantas sayu itu
kembali menguncup lagi?
Apakah pantas penataan itu
mendustakan hati?
Apa yang sebenarnya kau cari?
Kesayuanmu hanya mengeruhkan
dunia di pagi hari
Kesuraman di siang hari
Kelembaban abadi yang muncul
pada petangnya
Dan kutukan tak bertuan di
malam tanpa rembulan nanti
Sayukah itu jika semua aku
deritakan?
Sayukan semua ciptaku
mengukur waktu yang tak berperasaan?
Tak pernah kesayuanmu
mengukurnya seperti mega yang mengukur langit?
Sayu bukanlah kesabaran
berbatas
Sayu hanya kediaman tanpa
arah
Ramadhan A.S
(Pengarang buku Topi Hitam)
Depok, 22 Maret 2016 (06:41
WIB)
No comments:
Post a Comment
Untuk kemajuan blog saya, harap tinggalkan komentar, kritik, masukkan, dan yang lainnya untuk saya. Sesudah dan sebelumnya saya ucapkan banyak-banyak terimakasih.